Johan Rosihan: Kinerja Bulog Selama ini Tidak Sesuai dengan Visinya
Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan. Foto : Dok/Andri
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan menilai kinerja Bulog sejauh ini tidak sesuai dengan visi Bulog. Menurutnya, Bulog dibentuk menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang terpercaya. Karena itu, tegasnya, banyak aspek yang harus diperbaiki sebagai prioritas kinerja bulog ke depan.
Hal itu disampaikannya saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV bersama Jajaran Direksi Perum Bulog di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa, (05/11/2024).
“Kinerja Bulog telah menegasikan visi tersebut sebab jika dilihat dari ketersediaan pangan maka faktanya kita temukan realisasi impor beras 2024 totalnya telah mencapai 2,9 juta ton,” ucap Johan dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Johan menegaskan bahwa Bulog terlihat tidak kompatibel dengan semangat pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto yang bercita-cita mencapai swasembada pangan.
”Saya ingin mengajukan pertanyaan mendasar kepada Bulog, apa pemahaman swasembada pangan menurut Bulog? Apa rencana transformasi Bulog untuk mendukung tercapainya swasembada pangan dalam empat tahun ke depan?,” tanya Johan
Politisi Fraksi PKS ini merasa prihatin mengingatkan bahwa impor beras yang telah dilakukan Bulog, menyebabkan kesejahteraan petani semakin merosot sebab beras lokal petani lebih mahal kalah bersaing dengan beras impor sehingga membuat para petani merugi.
Bahkan menurutnya, selama ini pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) selalu berasal dari impor dan gagal menyerap pasokan beras petani lokal secara optimal. Maka dari itu, Johan menantang keberanian Bulog untuk menyatakan bahwa tahun 2025 akan berkomitmen mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) yang sepenuhnya berasal dari petani lokal.
”Apakah Bulog berani menegaskan tahun 2025 akan menyerap gabah petani untuk CBP dan menghentikan impor demi semangat swasembada pangan,” tegas Johan.
Ia pun menilai bahwa negara Indonesia berpotensi menjadi tiga besar produsen beras terbesar di dunia dengan produksi saat ini sekitar 54,65 juta ton padi, maka menurutnya harus ada kebijakan tegas untuk menghentikan impor beras di tanah air.
Terakhir, Johan sepenuhnya akan mendukung Bulog jika berkomitmen melakukan transformasi organisasi demi cita-cita swasembada pangan.
”Jika Bulog memiliki kendala regulasi yang menghalangi kinerjanya maka saya nyatakan Komisi IV siap bersama-sama untuk menjadikan Bulog punya kewenangan kuat untuk berperan aktif dalam mencapai swasembada pangan nasional,” demikian tutup Johan Rosihan. (hal/rdn)